TUGAS MANDIRI
“ Media Penyimpanan Cloud Computing Pada Situs MySpace
Share Video &Music “
Mata Kuliah: Cloud Computing
NAMA : Hendrik Sudefri s
NIM :
110210095
Kode Kelas :
132-TI026-M1
Dosen : Hotma Pangaribuan
S.Kom.,M.S.I
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I
1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan dan
Manfaat
BAB
II
2.1 Pengertian
Cloud Computing
2.2 Sejarah
Perkembangan Cloud Computing
2.3 Layanan
Pada Cloud Computing
2.4
Karakteristik Cloud Computing
2.5 Penyebaran
Cloud Computing
2.6 Kelebihan
dan Kelemahan Cloud Computing
2.7 Layanan Cloud MySPace
2.8 Sistem
Kerja Cloud Computing
BAB
III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas Rahmat-NYA yang telah mendorong saya untuk
menyelesaikan tugas mandiri ini dengan penuh kemudahan.Tanpa bantuan kalian
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Tugas mandiri ini disusun agar para pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “Cloud Computing” yang akan kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Tugas mandiri ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai hambatan,baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun dari pihak dari luar. Namun dengan hati – hati dan kesabaran akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga tugas mandiri ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun tugas mandiri ini
memiliki kekurangan, penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Batam, 21 Juni 2014
Hendrik Sudefri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang
kian cepat membuat semakin cepatnya produk-produk teknologi menyebar ke seluruh
penjuru dunia. Kebutuhan akan informasi yang selalu up to date ketika suatu peristiwa terjadi dan kabarnya dapat segera
tersebar dan diketahui semua orang. Teknologi komputasi terkini sangat
memungkinkan penyampaian informasi secara lebih cepat melalui koneksi internet
dimana seluruh penduduk di dunia tersambung melalui media internet.
Keterbatasan penyimpanan data sering dijumpai ketika
kita akan menyimpan file-file yang akan dipindah ke database internet seperti
yang bisa kita lakukan saat ini adalah kita bisa menyimpan data pada e-mail dan
kemudian kita simpan. Cara ini cukup disarankan untuk membuat kita tidak
khawatir jika sewaktu-waktu kita kehilangan data, kita sudah mempunyai simpanan
pada email yang kita punya tadi.
Kehidupan manusia yang semakin dinamis dan mobile
juga menjadi salah satu faktor pendorong perkembangan teknologi komputasi
menuju era cloud computing. Kebutuhan user akan availability,
reliability, flexibility, dan scalability menjadi tuntutan yang
harus dipenuhi sebagai sebuah garansi service atau layanan. Dengan
menerapkan teknologi cloud computing, maka keempat hal tadi akan dapat
dipenuhi dan nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud
service yang cepat dan mudah.
Dengan semua kemudahan dari data digital tersebut,
data digital juga memiliki suatu kekurangan yaitu dengan adanya ukuran size, maka storage(alat simpan) dari
data tersebut harus memiliki ukuran (Space Storage) yang sejumlah dengan data
yang akan disimpan. Untuk beberapa data memang masalah ini belum begitu terlihat,
tapi jika data digital yang akan disimpan terus menumpuk akibat dari pentingya
dan banyaknya tugas. Melihat permasalahan ini seorang pakar teknologi dan
informasi (IT) yaitu John McCarthy sekitar pada tahun 1960 mulai melakukan uji coba serta riset
untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Perkembangan dunia modern sekarang ini telah
melahirkan suatu teknologi komputasi yang dinamakan Cloud computing merupakan
tren baru di bidang komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat
mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture)
di jaringan internet.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
tema yang diangkat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
antara lain adalah:
1. Apa
yang dimaksud Cloud computing
2. Bagaimana
sejarah perkembangan Cloud computing
3. Layanan
apa saja yang ada pada Cloud Computing
4. Karakteristik
Cloud Computing
5. Penyebaran
Cloud Computing
6. Kelebihan
dan kelemahan Cloud Computing
7. Memulai
layanan Cloud
8. Sistem
kerja cloud
9. Implementasi
cloud dalam bidang pendidikan
1.3
Tujuan
dan Manfaat
Adapun
tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini harapannya bisa bermanfaat bagi
seluruh pembaca, karena informasi dalam makalah ini disajikan mulai dari dasar
dan bertahap hingga mengulas suatu permasalahan mengenai cloud computing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Cloud Computing
Cloud computing adalah konsep yang
digunakan untuk menggambarkan berbagai konsep komputasi yang melibatkan
sejumlah besar komputer yang terhubung melalui jaringan komunikasi real-time
seperti Internet. Cloud computing merupakan suatu sistem komputasi
terdistribusi melalui jaringan yang memiliki kemampuan untuk menjalankan sebuah
program atau aplikasi pada banyak komputer yang terhubung pada waktu yang sama.
Istilah cloud computing lebih sering
merujuk pada layanan berbasis jaringan yang tampaknya disediakan oleh hardware
server sebenarnya, namun disajikan oleh hardware virtual, simulasi oleh
perangkat lunak yang berjalan pada satu atau lebih komputer.
Komputasi awan merupakan gabungan
antara pemanfaatan teknologi komputer (“komputasi”) dan pengembangan teknologi
berbasis Internet (“awan”). Awan sebagai metafora dari internet, sebagaimana
awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Awan dalam Cloud
Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang
disembunyikannya, suatu metode komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi
informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service) sehingga pengguna
dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa mengetahui apa yang
ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur
teknologi yang membantunya.
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi
IEEE Internet Computing “Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana
informasi secara permanen tersimpan pada server di internet dan tersimpan
secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah
desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor,
monitor dan lain-lain”.
Cloud computing atau komputasi awan merupakan
definisi untuk teknologi komputasi grid (grid computing) yang digunakan pada
pertengahan hingga akhir tahun 1990-an. Jargon cloud computing atau komputasi
awan mulai muncul pada akhir tahun 2007, digunakan untuk memindahkan layanan
yang digunakan sehari-hari ke Internet, bukan disimpan di komputer lokal lagi.
Pada saat itu, layanan lain termasuk pengolahan kata, spreadsheet, dan
presentasi telah dipindahkan ke dalam komputasi awan. Google menyediakan
pengolah kata, spreadsheet dan aplikasi presentasi di lingkungan komputasi awan
dan terintegrasi dengan Gmail dan Google Calendar, menyediakan lingkungan
kantor di web (atau di awan).
Microsoft dan perusahaan lain juga bereksperimen
dengan mengalihkan program-program ke awan untuk membuatnya lebih terjangkau
dan lebih mudah diakses oleh pengguna komputer dan Internet. Perangkat lunak
sebagai layanan (istilah Microsoft untuk cloud computing atau komputasi awan)
adalah barang yang sangat baru bagi kebanyakan orang di Microsoft.
Cloud computing atau komputasi awan adalah
gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet.
Suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi
disajikan sebagai suatu layanan sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya,
ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang
membantunya. Suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi
terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap
Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google
Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu
penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Teknologi Cloud computing bermaksud membantu
menyelesaikan pekerjaan yang dihadapi oleh manusia dalam penyimpanan data
secara besar walapun untuk pengguna individual, tentu cukup menyimpan
data-datanya di sebuah laptop atau personal computer. Namun bagaimana dengan
sebuah perusahaan atau instansi pemerintah yang memiliki ribuan data penting
dan membutuhkan media simpan yang lebih besar dan lebih aman, cloud computing
atau komputasi awan adalah jawabannya. Teknologi ini dianggap dapat menekan
ongkos investasi server raksasa, lebih efektif, transparan, dan efisien dari
jumlah sumber daya manusia. Berbondong-bondong perusahaan-perusahaan IT dunia
membangun infrastruktur untuk menuju era penyimpanan data yang mutakhir ini.
Tidak heran bila kemudian perusahaan besar seperti Microsoft, Apple, Google,
dan IBM mengembangkan teknologi ini dengan serius selama satu dekade terakhir.
Teknologi komputasi dan teknik pemrograman
baru atau teknik pengembangan berubah dengan cepat, tujuan dalam komputasi awan
nampaknya akan membuat teknologi menjadi sangat mudah dimata user dan
menjadikannya sesederhana mungkin. Pengembangan berbasis internet sangat pesat
saat ini dengan boomingnya blogging dan microblogging serta layanan jejaring
sosial yang bertujuan untuk menemukan cara baru membantu individu dan bisnis
untuk dapat berkomunikasi satu sama lain di arena cloud computing atau
komputasi awan.
Dalam Cloud computing Sebuah komputer atau perangkat
selular yang terhubung ke jaringan cloud computing (komputasi awan) akan
memiliki semua data dan program pada hosting yang bisa terhubung setiap saat
serta di manapun dengan pengguna.
Cloud Computing(Komputer Awan) adalah gabungan dari
pemanfaatan teknologi (komputasi) dan pengembangan berbasis internet
(awan).Maksudnya adalah sebuah metode komputasi dimana kemampuan TI disediakan
sebagai layanan berbasis internet.Jadi infrastruktur server yang dimiliki oleh
perusahaan penyedia layanan Cloud Computing menyediakan semua sumber daya,
perangkat lunak, dan informasi untuk komputer dan perangkat lain milik client
tanpa perlu client memiliki server/hardware tersebut dan mengetahui cara kerja
sistem pada infrastruktur yang digunakan,jadi client hanya fokus menjalani
bisnis utama.
2.2 Sejarah Perkembangan Cloud Computing
Ide awal dari cloud computing bisa ditarik ke tahun
1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai
salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa “suatu hari
nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti halnya listrik dan
telepon”. Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle ,
memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi
Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya. Larry
Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan berbagai
software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke
dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang
langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang
berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.
Ide “Network Computing” ini sempat menghangat dengan
munculnya beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang
menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop. Namun akhirnya,
gaung Network Computing ini lenyap dengan sendirinya, terutama disebabkan
kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai, sehingga akses
Network Computing ini menjadi sangat lambat, sehingga orang-orang akhirnya
kembali memilih kenyamanan PC Desktop, seiring dengan semakin murahnya harga
PC. Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep ASP (Application Service
Provider) di akhir era 90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas
jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat.
Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah
pemilik data center untuk menawarkan fasilitasnya sebagai tempat ‘hosting’
aplikasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui jaringan komputer. Dengan demikian
pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center. Hanya saja ASP ini
masih bersifat “privat”, di mana layanan hanya dikastemisasi khusus untuk satu
pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu itu umumnya masih
bersifat client-server. Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan
perangkat lunak di awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web
disertai peningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs
internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah
ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks.
Seperti sudah sedikit disinggung sebelumnya,
popularitas Cloud Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc
Benioff ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software
as a Service, Salesforce.com, yang mendapatkan sambutan gegap gempita. Dengan
misinya yang terkenal yaitu “The End of Software”, Benioff bisa dikatakan
berhasil mewujudkan visi bos-nya di Oracle, Larry Elisson, tentang Network
Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian. Selanjutnya jargon Cloud
Computing bergulir seperti bola salju menyapu dunia teknologi informasi.
Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama
besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud),
Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM
meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain sebagainya. Semua inisiatif ini
masih terus bergerak, dan bentuk Cloud Computing pun masih terus mencari bentuk
terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi akademis. Bahkan dari sisi
akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini hal ini baru bermunculan di
tiga tahun belakangan. Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang, seluruh
nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan
Dell, pernah mencoba mempatenkan istilah “Cloud Computing”, namun ditolak oleh
otoritas paten Amerika.
Walaupun di luar negeri perebutan Cloud Computing
ini begitu ingar-bingar, tidak demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta
ini. Pemain yang benar-benar mencoba masuk di area ini masih sangat sedikit.
Salah satu yang cukup serius bermain di area ini adalah PT Telkom, yang
setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as
a Service. Salah satunya melalui anak usahanya, Sigma Cipta Caraka, yang
menawarkan layanan aplikasi core banking bagi bank kecil-menengah. Kemudian
bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT Codephile, Telkom
menawarkan layanan e-Office on Demand untuk kebutuhan kolaborasi/korespondensi
di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Sepinya
sambutan dunia teknologi informasi dalam negeri terhadap Cloud Computing ini,
mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
1.
Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas, bandwith
masih terbatas;
2.
Tingkat kematangan pengguna internet, yang masih menjadikan media internet
utamanya sebagai media hiburan atau sosialisasi;
3.
Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena harus
merupakan kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware dan software
sekaligus.
Sehingga saat gelombang besar Cloud Computing ini
sampai di sini, tidak hanya pemain asing besar saja yang akan menangguk
keuntungan. Tentu saja peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator
sangat diperlukan di sini.Tren perkembangan dunia komputer telah berubah sejak
satu dekade terakhir. Komputer terutama server yang pada awalnya berukuran
besar semakin ke sini semakin kecil dan ringkas. Sampai saat ini server yang
terbilang cukup ringkas adalah jenis blade server. Perubahan ini tidak lepas
dari adanya penemuan dan kemajuan dalam bidang processor. Sejak ditemukannya
nano technology, telah merubah platform CPU menjadi sebuah sistem yang sangat
ringkas dari segi fisiknya.
Kehidupan manusia yang semakin dinamis dan mobile
juga menjadi salah satu faktor pendorong
perkembangan teknologi komputasi menuju era cloud computing. Manfaat Cloud
Computing juga bisa kita rasakan pada aspek manajemen dan keuangan juga menjadi
faktor lain yang mendorong pertumbuhan cloud computing saat ini. Dahulu
manajemen biasa untuk menginvestasikan dana di awal dalam bentuk Capital
Expense yang cukup besar agar ke depannya dapat menekan Operational
Expense. Tapi sejak ditemukannya teknologi cloud computing, Capital
Expense saat ini bisa dikurangi bahkan bisa ditiadakan dan cukup
mengeluarkan biaya untuk Operational Expense saja apabila kita
menggunakan Public Cloud. Bisa dibayangkan efisiensi yang di dapatkan
jika kita menerapkan cloud computing dalam organisasi kita.
2.3 Layanan pada Cloud Computing
Pada kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari banyak
sekali aktifitas kita yang secara tidak langsung berhubungan dengan apa yang
dinamakan Cloud Computing misalnya setiap hari kita menggunakan listrik dan
setiap bulannya juga pasti memerlukan biaya sejumlah uang untuk membeli biaya
terhadap daya listrik yang dikeluarkan.
Nah, analogi PLN diatas, adalah sedikit
gambaran Cloud Computing, dimana Cloud Computing ini
bertugas untuk memberikan layanan dan kita adalah user/pemakai dari layanan
tersebut. Kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana mereka (penyedia
layananan Cloud Computing) menyedikan layanan tersebut, yang
penting mereka bisa memberikan standar layanan sesuai dengan apa yang kita
butuhkan. Untuk biaya layanan kita tinggal bayar berdasarkan pemakaian. Saat
kita butuh tambahan layanan, kita bisa meminta segera penambahan layanan
tersebut, dan juga sebalik-nya (ELASTIS).
Berdasarkan
jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi menjadi berikut ini:
- Software as a
Service (SaaS)
- Platform as a
Service (PaaS)
- Infrastructure as
a Service (IaaS)
Dibawah ini kita
bahas, masing-masing jenis layanan diatas:
- Software as a
Service (SaaS) adalah layanan
dari Cloud Computing dimana kita tinggal memakai software(perangkat
lunak) yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa
berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email publik
(Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social network(Facebook,
Twitter, dsb) instant messaging (YahooMessenger, Skype,
GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang lain. Dalam perkembangan-nya,
banyak perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan
menginstall aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai
bisa kita nikmati lewat Cloud Computing.Keuntungan-nya, kita
tidak perlu membeli lisensi dan tinggal terkoneksi ke internet untuk
memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang sekarang kita bisa nikmati
lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati lewat Adobe Creative
Cloud, dsb.
- Platform as a
Service (PaaS) adalah
layanan dari Cloud Computing dimana kita menyewa “rumah”
berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network, database engine,
framework aplikasi, dll), untuk menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita
tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah”
tersebut. Yang penting aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik
di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini menjadi tanggung jawab
dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misal-nya kita sewa kamar hotel,
kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita sewa, tanpa peduli bagaimana
“perawatan” dari kamar dan lingkungan-nya. Yang penting, kita bisa nyaman
tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman, tinggal cabut
dan pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanan-nya. Contoh penyedia
layanan PaaS ini adalah: Amazon Web
Service, Windows Azure,
bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh dari PaaS.
Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai
pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan
operasional dari “rumah” untuk aplikasi yang kita buat.
- Infrastructure as
a Service (IaaS) adalah
layanan dari Cloud Computing dimana kita bisa “menyewa”
infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network dsb). Kita bisa
definisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU), penyimpanan data
(storage) , memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi
lain-nya yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini adalah
menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer ini
disewa kita bisa menggunakan-nya terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa
install sistem operasi dan aplikasi apapun diatas-nya. Contoh penyedia
layanan IaaS ini adalah: Amazon EC2,
Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud,
dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu
membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa
kita rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai
contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa
tambahkan CPU, RAM, Storage dsb dengan segera.
Gambar 2.3 Cloud computing layer
Beberapa persyaratan keamanan data internal dan
eksternal harus dipertimbangkan berdasarkan klasifikasi penempatan, pengiriman
atau pemrosesan informasi. Beberapa standar seperti ISO 27001 biasanya menuntut
perubahan teknis dan organisasi, dimana persyaratan khusus seperti Payment
Card Industry Data Security Standards (PCI DSS) untuk data kartu kredit
menjelaskan persyaratan-persyaratan yang sangat mendetil, sehingga membutuhkan
usaha yang cukup besar dari sisi waktu dan biaya konsumsi.
2.4 Karakteristik Cloud Computing
Proyek-proyek cloud computing saat ini masih
memiliki karakteristik yang diposisikan pada fase testing dan ditunjukkan
sebagai layanan TI yang diyakini tidak rumit. Tantangan yang dihadapi oleh
pengguna layanan cloud computing terletak pada wilayah keamanan data dan
kepatuhan terhadap regulasi atau standar.
Pada
bagian karakteristik menjelaskan hubungan-hubungan dan beberapa perbedaan
terhadap layanan TI saat ini. Adapun karakteristik Cloud Computing bila dilihat
dari penggunaannya, Menurut NIST, ada lima karakteristik dari cloud computing agar
sebuah sistem dapat disebut sebagai cloud computing, yaitu:
1. On
Demand Self Service (pelayanan mandiri diri
sendiri saat diperlukan)
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan mengguna-kan, sebuah portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumber daya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia. pengguna cloud dapat mengatur sendiri layanan yang dipakai sesuai dengan kebutuhannya tanpa interaksi dari pihak penyedia layanan. Contohnya menggunakan gmail, kita bisa menyimpan, memindahkan, menghapus email, dsb tanpa campur tangan dari penyedia cloud.
2. Broad Network Access (akses jaringan yang besar)
Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick clien, ataupun media lain seperti smartphone. Akses jaringan yang luas dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, dsb. Contohnya facebook mobile, memungkinkan kita untuk mengakses layanan facebook melalui handphone, smartphone ataupun tablet dimanapun kita berada.
3. Resource Pooling (resource menyatu)
Penyedia layanan cloud memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi digunakan bersama-sama oleh sejumlah user, dimana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, semua permintaan dapat terpenuhi. Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita jaringan, mesin virtual. Sumber daya komputasi dari penyedia cloud harus memenuhi banyak pelanggan dan bersifat dinamis tergantung kebutuhan pelanggannya. Contohnya google, menyediakan ratusan ribu server yang tersebar di penjuru dunia sehingga dapat melayani jutaan penggunanya.
4. Rapid Elasticity (elastisitas cepat)
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan atau pengurangan kapasitas yang diperlukan. kapasitas layanan bersifat fleksibel tergantung kebutuhan pengguna. Sehingga pengguna cloud dapat dengan mudah meminta menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan sesuai kebutuhannya. Jadi, kapasitas layanan ini seolah tak terbatas dan pengguna cloud dapat memilih sesuai dengan kebutuhannya setiap saat. Misalnya office 365, kita bisa dengan cepat mengubah layanan yang diinginkan dari small ke bussiness atau sebaliknya sesuai denngan kebutuhan.
5. Measured Service (layanan pengukuran)
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan,memory,processor,lebar pita, dan aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumber daya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan. Sistem cloud menyediakan layanan yang dapat memonitor dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya terhadap layanan yang dipakai (misalnya tempat penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan akun pengguna yang aktif). Sehingga pelanggan dapat memonitor sumber daya komputasi yang dipakai secara transparan antara penyedia layanan dan pelanggan. Misalnya dropbox, kita bisa memantau space yang terpakai ataupun space yang masih kosong, mengetahui masa aktif akun, dsb.
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan mengguna-kan, sebuah portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumber daya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia. pengguna cloud dapat mengatur sendiri layanan yang dipakai sesuai dengan kebutuhannya tanpa interaksi dari pihak penyedia layanan. Contohnya menggunakan gmail, kita bisa menyimpan, memindahkan, menghapus email, dsb tanpa campur tangan dari penyedia cloud.
2. Broad Network Access (akses jaringan yang besar)
Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick clien, ataupun media lain seperti smartphone. Akses jaringan yang luas dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, dsb. Contohnya facebook mobile, memungkinkan kita untuk mengakses layanan facebook melalui handphone, smartphone ataupun tablet dimanapun kita berada.
3. Resource Pooling (resource menyatu)
Penyedia layanan cloud memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi digunakan bersama-sama oleh sejumlah user, dimana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, semua permintaan dapat terpenuhi. Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita jaringan, mesin virtual. Sumber daya komputasi dari penyedia cloud harus memenuhi banyak pelanggan dan bersifat dinamis tergantung kebutuhan pelanggannya. Contohnya google, menyediakan ratusan ribu server yang tersebar di penjuru dunia sehingga dapat melayani jutaan penggunanya.
4. Rapid Elasticity (elastisitas cepat)
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan atau pengurangan kapasitas yang diperlukan. kapasitas layanan bersifat fleksibel tergantung kebutuhan pengguna. Sehingga pengguna cloud dapat dengan mudah meminta menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan sesuai kebutuhannya. Jadi, kapasitas layanan ini seolah tak terbatas dan pengguna cloud dapat memilih sesuai dengan kebutuhannya setiap saat. Misalnya office 365, kita bisa dengan cepat mengubah layanan yang diinginkan dari small ke bussiness atau sebaliknya sesuai denngan kebutuhan.
5. Measured Service (layanan pengukuran)
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan,memory,processor,lebar pita, dan aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumber daya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan. Sistem cloud menyediakan layanan yang dapat memonitor dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya terhadap layanan yang dipakai (misalnya tempat penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan akun pengguna yang aktif). Sehingga pelanggan dapat memonitor sumber daya komputasi yang dipakai secara transparan antara penyedia layanan dan pelanggan. Misalnya dropbox, kita bisa memantau space yang terpakai ataupun space yang masih kosong, mengetahui masa aktif akun, dsb.
Cloud Computing
juga memiliki beberapa karakteristik lain seperti:
·
Agility,
meningkatkan dengan kemampuan pengguna untuk menyediakan sumber daya teknologi
infrastruktur.
·
Antarmuka
pemrograman aplikasi ( API ) aksesibilitas terhadap
perangkat lunak yang memungkinkan mesin untuk berinteraksi dengan perangkat
lunak awan dengan cara yang sama bahwa antarmuka pengguna tradisional (misalnya
, sebuah komputer desktop ) memfasilitasi interaksi antara manusia dan komputer
. Sistem komputasi awan biasanya menggunakan transfer Negara Representasi API (
REST) berbasis .
·
Virtualisasi
teknologi memungkinkan berbagi server dan
perangkat penyimpanan dan peningkatan utilisasi . Aplikasi dapat dengan mudah
bermigrasi dari satu server fisik yang lain .
·
Keandalan
meningkatkan dengan penggunaan beberapa situs berlebihan ,
yang membuat dirancang dengan baik komputasi awan yang cocok untuk kelangsungan
bisnis dan pemulihan bencana
2.5 Penyebaran Cloud Computing
- Private Cloud:
Infrastruktur Cloud yang disediakan khusus untuk memenuhi kebutuhan
internal suatu perusahaan. Private cloud ini dimiliki,
dioperasikan, dan diatur oleh organisasi atau departemen IT pada suatu
perusahaan sementara departemen lain sebagai konsumennya.
- Public Cloud:
Layanan cloud computing yang terbuka untuk umum yang
bersifat gratis maupun berbayar. Pengguna dapat langsung menggunakan
layanan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dari pihak provider.
- Community Cloud:
Layanan cloud computing yang eksklusif dibangun untuk
komunitas tertentu yang memiliki konsentrasi pada bidang yang sama.
- Hybrid Cloud:
Merupakan gabungan dua atau lebih dari jenis cloud computing(private, public,
atau community). Dalam hybrid cloud, perusahaan
dapat memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke public
cloud dan proses bisnis yang harus tetap berjalan pada private
cloud.
2.6 Kelebihan dan
kelemahan Cloud Computing
Sebagai suatu sistem
jaringan dengan teknologi komputasi yang terkinipun Cloud Computing memiliki
aspek keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Kelebihan dari Cloud Computing diantarannya:
·
Kemudahan Akses
Kemudahan dalam mengakses data atau
aplikasi merupakan kelebihan utama dari cloud computing. Untuk mengakses
aplikasi yang kita perlukan saat bekerja, kita tidak perlu berada pada suatu
computer yg sama karena aplikasi atau data yang kita butuhkan dapat diakses
dimanapun melalui server.
·
Efisiensi biaya
Penggunaan cloud computing akan
mengurangi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk operasional komputer
terutama untuk hardware. Dengan menggunakan cloud computing, perusahaan
tidak perlu lagi mengeluarkan biaya seperti maintenance, biaya listrik
(penggunaan listrik semakin berkurang), dan lain-lain.
·
Meningkatkan ROI dan
Cash Flow
Hal lain yang dapat dipertimbangkan
adalah bahwa dengan cloud kita tidak perlu melakukan investasi atau
mengeluarkan capital expenditure. Perusahaan hanya perlu membayar sewa sesuai
pemakaian. Hal ini berarti mengkonversi capex menjadi opex (operating
expenditure). Bagi perusahaan, model seperti ini cukup menguntungkan karena
akan memperbesar ROI (return on Investment) dan melancarkan cash-flow.
·
Fleksibilitas dalam
menambah kapasitas
Dengan cloud kita tidak perlu melakukan
proses pengadaan komputer yang memakan banyak waktu. Cukup dengan melakukan
self-provisioning dalam hitungan menit, kapasitas yang kita butuhkan telah siap
digunakan.
·
Kemudahan monitoring
dan manajemen server
Proses monitoring dan manajemen server
akan jauh lebih mudah karena semua terkoneksi dengan web portal pelanggan. Kita
hanya tinggal melihat dashboard saja untuk mengetahui status global
server-server kita. Untuk membuat, meng-upgrade, dan me-manage server serta
menginstalasi software sangat mudah karena sudah disediakan automation-tools
untuk melakukan hal tersebut.
·
Meningkatkan
ketersediaan data
Sistem cloud pada cloud provider
biasanya dibuat dengan desain high availability. Artinya, sistem tersebut
berada pada suatu data center yang menjamin ketersediaan listriknya, pendingin
ruangan, dan lain-lain yang menjamin fasilitas pendukung bekerja maksimal
selama 24 jam sehari. Selain itu dari sisi perangkat, wajib hukumnya fully
redundancy, karena fitur ini adalah basic-features dari teknologi cloud. Hal
ini membuat server kita menjadi lebih besar availability-nya dibanding jika
diletakkan di lokasi kita sendiri. Selain itu storage system dari cloud umumnya
juga di-backup, sehingga memperbesar peluang data kita tidak hilang jika
terjadi crash pada sistem storage.
·
Fokus dalam
meningkatkan bisnis dan pengembangan usaha
Menurut survei, 80% dari waktu pekerjaan
perusahaan IT digunakan untuk kegiatanan operasi dan maintenance. Sisanya, 20%
dari total waktu yang ada digunakan untuk kegiatan pengembangan IT.
Keadaan tersebut tentunya sangat tidak
efektif untuk pengembangan perusahaan karena harus disibukkan dengan
maintenance system. Berbeda halnya jika menggunakan cloud computing, proses
maintenance tidak terlalu banyak dilakukan karena sebagian besar sumber daya
berada di cloud. Selain itu dengan menggunakan cloud, perusahaan dapat lebih
fokus pada bisnis yang dijalankannya, bukan pada pengelolaan dan maintenance
IT.dari berbagai sumber.
Merujuk kepada (Robbins, 2009), resiko yang harus dihadapi user dalam
penggunaan Cloud Computing ini antara lain:
(1) service
level, artinya kemungkinan service performance yang
kurang konsisten dari provider. Inkonsistensi cloud
provider ini meliputi, data protection dan data recovery,
(2) privacy,
yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang
lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama,
(3) compliance,
yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider terhadap
regulasi yang diterapkan oleh user,
(4) data
ownership mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data
disimpan dalam cloud,
(5) data
mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar cloudservice dan
cara memperoleh kembali data jika suatu saat usermelakukan proses
terminasi terhadap layanan cloud Computing.
2.7 Layanan Cloud MySpace
MySpace adalah salah satu situs social network yang
mengkonsentrasikan layanannya di bidang musik. MySpace didirikan pada tahun
2003, di tahun yang sedang marak munculnya social network seperti contohnya
Friendster, namun kehadiran MySpace segera menarik perhatian dengan sajian
konten yang lebih lengkap, mulai dari tampilan profil pribadi,grup,blog,foto,
sampai dengan menu up-load lagu dan video.
MySpace juga mempunyai fasilitas khusus untuk para
musisi, mereka bisa membuat profil khusus yang mencantumkan genre
(jenis/aliran) musik, selain itu user juga bisa memasang demo lagu, maksimal 6
lagu.
è Kelebihan MySpace
Kelebihan MySpace terletak pada bidang musik. Ketika
fasilitas musik terbaru (yaitu “audio streaming” gratis) diluncurkan pada 25
September 2008, hanya dalam beberapa hari saja, ada miliaran lagu yang
didengarkan oleh para penggunanya. Kelebihan ini membuat banyak orang memperkirakan
bahwa MySpace bisa mempengaruhi industri musik di internet.
è Kekurangan MySpace
Membutuhkan bandwith yang tinggi untuk membuka profil
yang penuh dengan video, grafik, dan flash. Terkadang video dan file suara akan
otomatis bermain saat kita mengakse profil. Selain itu dalam segi keamanan pun
belum terpenuhi, masih terdapat phishing dalam profil pengguna. Lalu batasan
untuk menjadi pengguna Myspace yang terlalu dini.
Pendaftaran Akun MySpace
Tampilan
Profil MySpace
Tampilan
Video Share Pada MySpace
2.8 Sistem Kerja Cloud Computing
Ketika
berbicara tentang sistem cloud computing, sistem ini terbagi menjadi dua
bagian: ujung depan dan ujung belakang. Mereka terhubung satu sama lain melalui
jaringan, biasanya adalah Internet. Ujung depan adalah sisi pengguna komputer
(user), atau klien (client), melihat. Bagian belakang adalah “cloud” bagian
dari sistem.
Ujung depan termasuk komputer klien (atau jaringan
komputer) dan aplikasi yang diperlukan untuk mengakses sistem komputasi awan.
Tidak sistem komputasi awan semua memiliki antarmuka pengguna yang sama.
Layanan seperti Web-based e-mail program memanfaatkan browser Web yang ada
seperti Internet Explorer atau Firefox. Sistem lain memiliki aplikasi unik yang
menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di ujung belakang sistem adalah berbagai komputer,
server dan sistem penyimpanan data yang menciptakan “cloud” dari layanan
komputasi. Secara teori, sebuah cloud
computer system dapat
mencakup hampir semua program komputer yang dapat anda bayangkan, dari data
pengolahan hingga video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki
server khusus nya sendiri.
Sebuah server pusat mengelola sistem, memantau lalu
lintas dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sistem
ini mengikuti seperangkat aturan yang disebut protokol dan menggunakan jenis
khusus dari perangkat lunak yang disebut middleware. Middleware network
memungkinkan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sebagian besar,
server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada kekuatan pemrosesan
yang hasil buangannya tidak terpakai. Maka akan memerlukan sebuah cara. Teknik
ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output dari setiap
server, virtualisasi server mengurangi kebutuhan pada mesin dalam bekerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cloud computing merupakan suatu
sistem komputasi terdistribusi melalui jaringan yang memiliki kemampuan untuk
menjalankan sebuah program atau aplikasi pada banyak komputer yang terhubung
pada waktu yang sama.Istilah cloud computing lebih sering merujuk pada layanan
berbasis jaringan yang tampaknya disediakan oleh hardware server sebenarnya,
namun disajikan oleh hardware virtual, simulasi oleh perangkat lunak yang
berjalan pada satu atau lebih komputer.
Kehidupan manusia yang semakin dinamis dan mobile
juga menjadi salah satu faktor pendorong perkembangan teknologi komputasi
menuju era cloud computing. Kebutuhan user akan availability,
reliability, flexibility, dan scalability menjadi tuntutan yang
harus dipenuhi sebagai sebuah garansi service atau layanan. Dengan
menerapkan teknologi cloud computing, maka keempat hal tadi akan dapat
dipenuhi dan nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud
service yang cepat dan mudah.
Cloud
Computing adalah sebuah model komputasi/computing,
dimana sumber daya seperti processor/computing power, storage,network, dan
software menjadi abstrak dan diberikan sebagai layanan
dijaringan/internetmenggunakan pola akses remote. Model biling dari layanan ini
umumnya mirip denganmodem layanan publik. Ketersediaan on-demand sesuai kebutuhan, mudah untuk dikontrol,dinamis dan
skalabilitas yang hamper tanpa limit adalah beberapa atribut penting dari Cloud
Computing.
3.2 Saran
Fungsi dan kegunaan yang sangat
besar dengan adanya penyaluran sharing
antar sumber daya yang ada didalam suatu jaringan komputer menggunakan sistem
cloud computing. Dunia pendidikan merupakan ujung tombak peradaban bangsa harus
selalu mendapatkan perhatian yang lebih besar, segala sumberdaya pendukung
haruslah dipersiapkan untuk menunjang sisi pemenuhan kompetensi dari out put dunia pendidikan.
Semua jenjang dan lembaga
pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi sangat
memerlukan ketersediaan fasilitas jaringan yang terhubung melalui jaringan
global, sehingga semua peserta didik akan selalu mobiledan selalu mampu menangkap berbagi kejadian dan peristiwa
yang terjadi pada suatu kondisi tertentu. Hal inilah yang menjadi perhatian utama
mengapa sistem Cloud computing ini diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://asriarfah.blogspot.com/2012/03/konsep-dasar-cloud-computing.html. Diakses pada 7 Desember
2013
https://www.academia.edu/4810097/Analisi_Konsep_Dasar_Infromatika_Terhadap_Aplikasi_Dropboxhttp://www.amazine.co/201/apa-definisi-kelebihan-cloud-computing/. Diakses pada 8 Desember
2013
http://basingna.wordpress.com/2013/04/16/karakteristik-cloud-computing-seperti-apa/. Diakses pada 8
Desember 2013
http://sraportofolio.blogspot.com/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-cloud-computing.html. Diakses pada 8
Desember 2013
http://artidalamsituasi.blogspot.com/2013/05/implementasi-cloud-computing-dibidang.html
Diakses pada 8 Desember 2013
Diakses pada 8 Desember 2013
http://bennykaristiawan.wordpress.com/2013/05/06/implementasi-cloud-computing-pada-bidang-pendidikan/. Diakses pada 8
Desember 2013
http://andi0309.blogspot.com/2013/06/cloud-computing-review-implementasi-di.html. Diakses pada 8
Desember 2013
http://www.purwadhikapress.com/manfaat-cloud-computing-untuk-dunia-pendidikan.html. Diakses pada 8 Desember 2013
http://badamibareng.blogspot.com/2013/05/implementasi-cloud-computing-dalam.html.
Diakses pada 8 Desember 2013
Diakses pada 8 Desember 2013